MONEY MANAGEMENT VS. CUTLOSS LEVEL


Dalam Trading, hal yg sering kita lakukan setelah mengalami fase “nyangkut” adalah mencoba mempertanyakan keadaan kepada siapa saja, termasuk kepada senior saham, dan jawabannya selalu hampir seragam, CUTLOSS.

Mr.Cuan dan Mr. Ikhlas memulai trading bersama sama, hingga sekarang Mr. Ikhlas belum tampak penyesalannya selama menjalani trading, sedangkan Mr.Cuan nyangkut setelah all in entry dalam satu saham.
Bagi Mr.Cuan, penyesalan selalu datang di akhir episode, sembari mempertanyakan mengapa tidak memasang CUTLOSS price,

Menurut sang Senior Saham, menentukan CUTLOSS level bisa melalui 2 metode :
  • Metode pertama yaitu kerugian berbanding nominal beli,
  • Sedangkan metode kedua berdasarkan pergerakan harga saham atau berdasarkan support terdekat.


Hari berikutnya pada kesempatan baru, Mr.Cuan memasang CUTLOSS level sesuai saran seniornya, Mr. Cuan memilih metode pertama yakni CUTLOSS Level berbanding nominal beli dalam range -5% sd. -10%, sebagai pemula dia mencoba CUTLOSS Level di -5% dengan Trading Plan sebagai berikut :


Buy : > 3860
TP : > 4350
CL (-5% dari Harga Buy) : < 3660


1. Portofolio Equal Portion Model 

Kali ini Mr. Cuan memakai Model MM Equal Portion Model, yakni metode paling umum digunakan trader kebanyakan dengan membagi modal menjadi sama rata.
Modal Mr. Cuan sebesar 100 juta, dengan maksimal 5x posisi sebulan sesuai yg diinginkan, maka dibagilah masing masing posisi sebesar 20 juta, sehingga komposisinya sebagai berikut. 

Modal : Rp100,000,000 
Max Posisi : 5x 
Nominal Per Posisi : Rp20,000,000 
Cutloss Level : metode pertama

Dan yg terjadi adalah sebagai berikut,

Dengan Nominal untuk 1 Posisi Rp20,000,000 pada trading plan diatas sebagai berikut :
Laba / Rugi =  - Rp 1,020,000
laba/rugi vs modal = -1.02%

Mr. Cuan mencoba menelaah kembali maksud metode kedua dari senior saham, kemudian mencoba mensimulasikan CUTLOSS LEVEL metode kedua, namun diperlukan Range pergerakan harga data historis, maka diketahui range harga saat ini ada dikisaran -24%.



Maka jika menggunakan CUTLOSS LEVEL metode kedua adalah sebagai berikut :
Buy : > 3860
CL (-24% dari Harga Buy) : < 3950 
Laba / Rugi =  - Rp 4,641,000
laba/rugi vs modal = -23.21%

Mr. Cuan mulai berpikir untuk meneruskan trading pada bulan ini apabila memakai CUTLOSS LEVEL metode kedua, dikarenakan kerugiannya dirasa besar disandingkan dg nominal gaji rata rata pekerja biasa seperti dia.

sehingga bisa disimpulkan MM Equal Portion model hanya cocok untuk CUTLOSS LEVEL metode pertama, yakni dengan pembatasan level CutLoss yg mengabaikan pergerakan harga namun berfokus pada % dari nominal beli dan range nya jg tipis terhadap harga beli.


2. Percentage Based Risk

Mr. Ikhlas mencoba trading plan yg dijalankan temannya, si Mr. Cuan.
Dengan tetap berpegang teguh pada MM Model Percentage Based Risk, kebetulan dia memiliki pendapatan rutin dengan pekerjaannya sehari hari sebagai karyawan biasa dg gaji rata rata. Maka dia tidak akan mengikhlaskan kehilangan uang sebesar gaji yg dia peroleh, maka ditentukanlah oleh mr. Ikhlas agar rugi terbesar selama 1 bulan tidak boleh lebih dari 2jt, maka.
MODAL
 Rp    100,000,000
Max Posisi
5
Nominal Rugi Per Bulan
 Rp         2,000,000
Nominal Rugi Per Perdagangan
 Rp 400,000


Laba / Rugi =  - Rp 400,000
laba/rugi vs modal = -0,4%

karena penasaran dengan CUTLOSS LEVEL metode kedua, Mr.Ikhlas mencoba mensimulasikan seandainya memakai range -24% untuk CUTLOSS nya, maka yg terjadi adalah harga tidak tersentuh dan bersamanya saham Mr. Ikhlas terbawa arus sideways dari pergerakan harganya dan pada akhirnya menyentuh TP > 4350 namun membutuhkan periode dan durasi yg sangat lama hingga tersentuh, sayangnya sekenario dalam hal ini RRR sudah tidak ideal lagi, walaupun ujungnya berakhir profit.


Namun jika memang tersentuh CUTLOSS LEVEL pada range -24%, maka Mr. Ikhlas akan mengalami kerugian sebagai berikut.

Laba / Rugi =  - Rp 364,000
laba/rugi vs modal = -0,364%

maka kesimpulanya sebagai berikut :

maka terjawab sudah mengapa tak pernah tampak penyesalan Mr. Iklhas selama dia trading, karena yg membedakannya adalah bagaimana dia “memotong kerugian” dg mitigasi terencana.

Artikel Selanjutnya akan membahas mengenai Money Management vs. ARB Price.


Wallahu A’lam bisshowab,  
Banjarmasin, 04.08.2019